Kamis, 16 Desember 2021

#1 Tulisan RPK: Anti Gabut Gabung IMM! Apa Saja yang Bisa Kita Raih di IMM FISIP UHAMKA?

1. Melawan Ragu Dengan Ilmu. 
 
Keraguan seringkali muncul setiap diri kita menemui tantangan yang belum pernah sama sekali kita ketahui maupun lalui. Kamu gak sendirian kok! Pasti semua Cakader (calon kader) pernah merasakannya. 

“Takut ga bisa nyeimbangin kuliah atau organisasi’

“Ragu memimpin diskusi”

“Ragu untuk berbaur dengan orang yang baru dikenal”

Ragu-ragu itu wajar, tapi berani menantang diri untuk melakukan sesuatu yang baru itu keren! Di IMM kamu bisa kenalan dengan orang-orang yang ‘masyaallah banget’ dari beragam latar belakang pendidikan, usia, prestasi, dan juga hobi. Nah, dengan misi bersama IMM FISIP UHAMKA, yaitu “Besar Membesarkan Kader”, kader IMM selalu berusaha saling membantu demi memberdayakan sesama ikatan. Coba deketin kader-kader lainnya deh, Insyaallah kecipratan ilmu manfaat. Yuk, sama-sama berfastabiqul khairat!

2. Mengcharger Diri dengan Trilogi Ikatan.

Religiusitas, intelektualitas, dan humanitas adalah ketiga komponen yang termasuk kedalam Trilogi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Tindak lanjut dari suatu pengkaderan diharapkan dapat melahirkan akademisi islam yang tak sekedar memiliki wawasan luas namun dapat pula memahami persoalan di masyarakat dan berupaya menjaga perikemanusiaan dengan berlandaskan niat lillah. Dalam rangka upaya menanamkan nilai tersebut, jangan heran jika kamu sering melihat para kader dari bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat selalu aktif mengajar adik-adik Panti Asuhan. Atau para kader dari bidang Tablig Kajian Keislaman yang selalu up-to-date mengkaji keislaman dari sudut pandang muda-mudi. Tentunya masih banyak lagi bidang-bidang IMM yang bantu dirimu mengamalkan trilogi ikatan. Sesuaikan sama minat kamu ya!

3. Jodoh Jika Ditadirkan Allah

Sebuah fun-fact di kalangan kader IMM nih hihi. Nyatanya memang banyak sekali kader yang berawal dari Ikatan Mahasisiwa Muhammadiyah, lalu berujung pada ikatan pernikahan. 
Hayo ngaku! Siapa yang niat bergabung IMM karena alasan ini? Hehe. Semoga tidak ada ya.
Nah itulah beberapa manfaat yang bisa kamu raih sebagai kader IMM. Mana manfaat yang kamu banget?


Penulis: Safana Zahira

#2 Tulisan RPK: Bicara Ada Seninya?


    Setelah masuk jurusan ilmu komunikasi, saya jadi sadar, bahwa ngomong itu tidak mudah. Kalau bicara tinggal bicara, lalu makna apa yang akan tersampaikan? Dalam keseharian kita bisa mengeluarkan ratusan bahkan beribu-ribu kata, entah saat berinteraksi dengan orang lain atau saat sendiri. Dulu saat masih di SMA saya skeptic dengan jurusan Ilmu Komunikasi, karena saya mengira kalau hanya untuk berbicara yang baik, banyak platform untuk belajar, dibandingkan saya harus menepuh 4 tahun berkuliah. Tapi nyatanya, saat saya terjun ke dunia komunikasi, semua berubah.

BICARA GAK SEMUDAH ITU
    Setelah selesai di semester pertama, saya baru tahu banyak permasalahan manusia ketika ia berkomunikasi. Unsur, penyampaian pesan, umpan balik, dan lainnya, merupakan hal yang bisa dianalisis ketika berkomunikasi. Pesan disampaikan, belum tentu pesan tersebut dapat sampai kepada si penerima, karena adanya noise (gangguan) dalam penerimaan pesan tersebut. Dosen saya menjelaskan bahwa berkomunikasi itu bak gunung es, sederhana jika dilihat di permukaan, namun sulit saat mencoba mancapai dasar

SULITNYA BELAJAR KOMUNIKASI
    Setelah saya tahu bahwa komunikasi itu tidak sederhana, saya mencoba untuk membuat diri saya lebih paham dengan komunikasi itu sendiri. Mungkin, untuk orang yang tidak mempelajari dalam mengenai komunikasi, hanya memandang komunikasi sebagai kegiatan sehari-hari antara dua orang atau lebih. Tidak salah, namun kurang tepat. Awalnya saya juga mengira seperti itu, apa yang sebenarnya dipelajari dalam komunikasi? Nada suara? Pemilihan kata? 

Ternyata, banyak hal yang harus dipelajari dari komunikasi. Pertama, unsur komunikasi, bahwa komunikasi itu harus memiliki psan yang nantinya akan dikirim oleh si pengirim dan diterima oleh si penerima. Lalu, apa umpan balik yang datang dari kegiatan kirim-terima pesan tersebut, dengan media apa pesan tersebut tersalurkan, dan apakah ada gangguan saat pesan dikirimkan. Kedua, komunikasi tidak sebatas aku dan kamu. Bahwa komunikasi banyak bentuknya, jika komunikasi hanya sebatas aku-kamu maka akan begitu sempit dunia ini. Lalu yang ketiga, faktor diri, pada poin ketiga ini saya menitik beratkan, bahwa dalam berkomunikasi kesiapan diri, mulai dari pemahaman cara berinteraksi yang efektif, skill dalam penyampaian pesan agar sampai, namun tidak hanya ke telinga si pendengar tapi juga memberikan efek yang diinginkan, serta berusaha menjaga hubungan dengan si penerima pesan dengan pembendaharaan kata supaya sampai makna pesan tersebut. Itulah adalah tiga dari sekian banyak hal yang harus diperhatikan dalam mempelejari komunikasi.

APAKAH SAYA SUDAH PINTAR BICARA?
    Belum, saya masih belajar. Banyak hal yang masih belum saya pahami dari berbicara, bahkan saya masih ragu untuk mengungkapkan apa yang menurut saya benar. Nyatanya, berbicara bukan sebatas merangkai huruf lalu menjadi kata, merangkai kata lalu menjadi kalimat, lebih dari itu, bicara menurut saya merupakan hal menyampaikan rasa. Jika modal mulut dan akal dalam berbicara, lalu telinga mendengar, saya yakin tidak akan ada orang yang sakit hati ataupun gembira karena sebuah perkataan orang lain. Karena rasa yang hadir dari sebuah perkataan ataupun kalimat, akan tersimpan dalam benak seseorang, dan menjadi memori untuknya.

Berangkat dari pemikiran ini, memamang benar berbicara memerlukan seni di dalamnya, seni dari seorang pengirim pesan dalam mengirimkan pesan kepada penerima, agar pesan tersebut menjadi makna yang tersimpan dalam memori si penerima. Jadi, cobalah untuk berhati-hati dalam berbicara, gunakan seninya agar dapat menjadi komunikator yang baik, yang bisa menyebarkan makna indah dari suatu kata.


Referensi: Bicara Itu Ada Seninya oleh Oh Su Hyang & Seni Komunikasi oleh Dadi Purnama Eksan
Penulis: Nabiilah